Loading...
Minggu, 01 April 2018

MURTAD ? KAFIR ?



dua kata ini seringkali dijadikan ajang untuk menusuk orang lain,
diakibatkan banyaknya orang awam yang lancang berani berbicara atas nama agama seolah perkataannya mampu merepresentasikan agama itu sendiri.

dan itu memang dinyatakan bahwa fitnah akhir zaman yang amat berbahaya antara lain ialah : جاهل متنسك orang bodoh yang sok agamis.

kafir itu artinya menutup diri,
orang yang enggan menerima keberanan islam disebut orang yang menutup diri terhadap islam.
dan murtad artinya adalah orang yang berbalik arah artinya awalnya islam namun dia berbalik keluar islam.
secara bahasa : orang islam pun bisa disebut kafir yaitu kafir terhadap agama lain,
dan orang muallaf pun bisa disebut murtad yaitu murtad dari agama sebelumnya.

namun banyak yang tidak tahu bahwa menyebut sesama muslim dengan sebutan kafir atau murtad itu sangat berbahaya bahkan bisa membuat dirinya sendiri yang murtad.

murtad hanya boleh disebutkan untuk orang yang memang MENGAKUI dirinya keluar dari islam.
selain itu maka tidak berhak orang lain menyebut murtad pada saudara muslim lainnya.
andai orang bebas memurtad orang lain yang menurutnya murtad maka dulu para sahabat nabi pasti berlomba-lomba memurtadkan ubay bin salul si munafiq yang berpura-pura islam tapi sering menghina nabi muhammad,
tapi lihat justru bagaimana nabi muhammad memperlakukannya ?

murtad ada tiga macam,
prilaku : seperti dengan sengaja bertindak merendahkan agama islam sebut saja contohnya menginjak-injak alquran.

perkataan : ada yang mutlak (sprti : nabi muhammad itu bod*h)
ada yang multitafsir (sprti bahasa2 yang masih ambigu)
untuk yang mutlak maka seseorang bisa disebut murtad,
namun untuk yang multitafsir maka hanya dirinya lah yang tau dia murtad atau tidak karena itu tergantung niatnya,

angan-angan : seperti meragukan kebenaran islam atau ke-nabi-an nabi muhammad,
yang terakhir ini lebih privasi lagi, siapapun tak memiliki ruang untuk menginterfensinya karena hanya yang memiliki angan itu yang tau.

dan meski ada yang bisa disebut murtad,
pun yang berhak menyebutkan dia murtad atau tidak itu bukan semua orang apalagi orang awam seperti kita,
penetapan orang itu murtad harus melalui proses introgasi panjang dari ulama yang bergelar qadhi sebut saja pimpinan MUI untuk indonesia.
jadi orang yang menunjukan gelagat murtad itu dipanggil dan diintrogasi oleh pihak qadhi barulah ditetapkan dia murtad atau tidak.
adapun sesama orang biasa maka tak ada lagi selain berbaik sangka untuk sesama saudara muslim dan tidak menghakimi keimanan orang lain itu akan tetapi memilih menasehati dengan bahasa yang baik.

dalam teks bahasa nabi ditegaskan bahwa yang menyebut saudara muslimnya dengan murtad/kafir itu bisa jadi dia sendiri yang murtad/kafir,
bahkan dalam hadits yang panjang riwayat imam muslim, nabi menyatakan bahwa akan ada orang-orang yang taat beragama dan gemar membaca alquran sampai nampak cahaya alquran itu diwajahnya namun dia menuduh tetangganya sendiri telah murtad,
sahabat bertanya : siapakah yang murtad wahai Rasul, yang menuduh atau yang dituduh.
nabi munjawab : justru yang menuduh !

dan sikap gegabah seperti itu justru sangat membuat orang islam terlebih non muslim semakin jauh dan enggan mendekati agama islam,
padahal imam ghzali salah satu ulama terbesar abad keempat menyatakan : maraknya kekafiran dimuka bumi itu separuh dosanya kelak ditanggung oleh orang-orang taat beragama namun mencemarkan nama baik tuhan pada makhluknya dengan buruknya bahasa dan perilakunya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP