Loading...
Senin, 23 April 2018

(IKATAN ANTARA BAROKAH DAN SANAD)


dalam tradisi ulama ahlisunnah waljamaah ada yang dikenal dengan :
مسلسل السند
yaitu pengikatan mata rantai sanad,
berbagai macam kejadian dalam hadits ataupun sejarah salafusshalih yang terus menerus dijaga tradisi pengikatan mata rantai sanadnya,
mulai dari pengikatan mata rantai sanad pemakaian surban ketika Rasulullah saw memakaikan surban pada salah seorang sahabatnya,
hingga pengikatan mata rantai jabatan persaudaraan dimana Rasulullah saw menjabat tangan salah seorang sahabatnya seraya bersabda : engkau adalah saudaraku dunia akhirat,
dan banyak hal lagi yang lainnya yang mata rantai sanadnya diikat terus menerus dan ditradisikan termasuk hal kecil seperti musalsalulluqmah pengikatan mata rantai suapan dimana Rasulullah saw pernah menyuapkan makanan pada salah seorang sahabatnya,
bahkan sayyidina ali pernah meriwayatkan sanad tersenyum dalam doa tertentu dimana doa itu dibaca dengan diakhiri tersenyum hanya dengan alasan sayyidina ali melihat Rasulullah saw tersenyum selepas membaca doa itu.
hal-hal seperti itu kemudian diturunkan diriwayatkan dipraktekan dari sahabat ke sahabat lainnya kemudian pada para tabi'in hingga pada para ulama dan masih bertahan tersambung sanadnya hingga hari ini.
bukan sekedar sanad pada Rasulullah saw bahkan pada para ulama pun ada hal demikian sebagai bentuk pelestarian kebaikan.
tujuan utama dari hal itu adalah TABARRUK atau mengharapkan keberkahan dalam adanya sanad tsb dimana itu disambungkan melalui orang-orang besar hingga pemimpin orang besar dengan harapan tali sambungannya membawa berkah kebaikan dan keselamatan dunia akhirat.

anda mau mengingkarinya ?
mau katakan itu tradisi khurofat ?
baik, silahkan, tapi mari kita bahas dan jangan berhenti membaca dibagian ini saja.

saat Rasulullah saw masih hidup telah terbukti dengan banyak sekali riwayat shahih dari berbagai macam kitab hadits tentang keberadaan para sahabat yang bertabarruk dengan Segala apapun dari dzat dan prilaku Rasulullah saw,
satu contoh paling jelas misalnya ketika dalam haji Rasulullah saw bertahallul dan mencukur habis rambutnya, para sahabat pun berebutan untuk mendapat potongan rambut mulia itu.
bahkan dalam kejadian lain lebih frontal dari itu,
dimana sahabat ada yang bertabarruk dengan keringat, ludah, bahkan darah bekam Rasulullah saw.
kami bukan menyuruh saudara sekalian untuk mencari berkah melalui objek yang seperti itu,
akan tetapi kita perlu tahu bahwa ini bukan dongeng semata.
bertabarruk dengan Rasulullah saw pun terus berlanjut hingga setelah beliau wafat,
diriwayatkan oleh imam ibnu hajar dalam fathulbaari pada bab meminta hujan pada allah melalui riwayat imam baihaqi dan alhakam serta alkhuzaimah dengan riwayat yang jelas shahih 100%
bahwasanya sayyidina bilal pada masa khalifah umar pernah mendatangi makam Rasulullah saw kemudian bilal berkata seraya berdialog langsung :
Ya rasulullah telah binasa pertanian dan ternak kami, maka mintakanlah hujan pada ALLAH untuk ummatmu ini.
dengan jelas dan bahasa gamblang bilal saat itu bertabarruk dengan makam Rasulullah serta bertawassul pada Rasulullah saw yang telah wafat.

lebih dari itu imam nuruddin alhaitami dalam kitabnya majma'izzawaid dan kalau tidak salah ini juga terdapat dalam musnad imam ahmad bahwasanya :
pada suatu malam marwan ibn alhakam melewati makam rasulullah saw, tiba-tiba dia melihat ada seorang laki-laki yang duduk bersimpuh meletakan kepalanya pada batu makam Rasulullah saw sambil terisak-isak menangis den bertumpu pada makam tsb,
Marwan sepertinya tidak suka melihat pemandangan itu
(kalau jaman sekarang mungkin mau membid'ahkan begitu kurang lebih)
marwan pun mengampiri dan menepuk pundak lelaki itu sambil berkata : sedang apa anda disini wahai fulan ?
menolehlah lelaki itu dan terennyak marwan kaget ternyata lelaki itu adalah abu ayyub al'anshari salah satu pembesar sahabat Rasulullah saw yang menjadi orang pertama yang dihampiri rumahnya oleh rasulullah saw kala hijrah dengan barokahnya onta Rasulullah saw :D
marwan pun tidak jadi menyalahkan tapi dia bertanya : mengapa menangis wahai abu ayyub?
Abu ayyub menjawab : aku mendengar pemilik kubur ini dahulu bersabda : "jangan kalian tangisi agama ketika agama dipimpin oleh ahlinya tapi menangislah kalian jika agama dipimpin oleh yang bukan ahlinya".

inilah aqidah abu ayyub al'anshari !
maka siapa yang hendak mendatangi kami dengan aqidah yang tak dimengerti tak dipahami bahkan tak diimani oleh sahabat sekaliber abu ayyub alanshari ??? mengadap kuburnya disebut syirik,
melantunkan pujian shalawat disebut berlebihan,
yang mereka mau apa sebenarnya ?! benar sekali kata para ulama dalam pujian untuk Rasulullah saw :
engkaulah pintu Allah dimana siapapun yang hendak mendatangi ALLAH tanpa melalui pintumu mereka tak akan sampai.

dan perlu digaris bawahi bahwa menurut kesepakatan ulama ; asal didalam pembolehan adalah umum kecuali terdapat TAKHSHIS
(pengkhususan didalamnya)
maka jelas tidak bisa dikatakan : oh itu khusus Rasulullah mungkin... ulama menyatakan bahwa hal itu semua tidak khusus hanya bisa dilakukan pada Rasulullah saw.

para sahabat tabi'in dan ulama seterusnya juga berhak dan pantas diambil barokahnya,
mulai dari barokah ibadah majlis hingga hal kecil seperti bekas minumnya dll.
bahkan kuburannya pun boleh dan berhak diambil berkahnya,
imam syafi'i pernah berkata : kuburan musa alkadzim (salah satu cicit Rasulullah saw) adalah kuburan yang mujarab.
bahkan aldzahabi dalam karya masterpicenya siirotu'a'laminnubalaa' mengatakan bahwa kuburan wali besar yang bernama ma'ruf alkarkhi debunya sungguh mujarab.
tak sampai disini imam nawawi pun rela bepergian jauh dari syria ke mesir hanya untuk menziarahi makam imam abu abdillah alsyafi'i.

maka sangat heran ketika setiap musim haji ada yang berteriak : hey hey... ziarah makam rasulullah bukan rukun haji ataupun umroh,
ke madinah jangan niat ziarah kubur tapi niat mengunjungi masjid yang mulia.

whaaatt ?? seriusly ?? ziarah makam Rasulullah saw memang bukan rukun haji dan umroh,
tapi itu adalah rukun utama dalam
CINTA PADA RASULULLAH SAW.
dan tak akan pernah sempurna keimanan tanpa kecintaan padanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP