Loading...
Minggu, 01 April 2018

ISTINJAK DENGAN KERTAS TISU


==========================

✮ DESKRIPSI MASALAH:
Sudah tidak asing lagi di zaman era yang serba praktis dan maju sekarang ini. Contoh saja dalam sebuah restoran yang megah, para pengunjung ketika buang air kecil atau air besar, mereka biasaya beristinjak dengan menggunakan kertas tisu, sebab restoran tersebu tidak menyediakan air yang dibuat untuk beristinjak.

✮ PERTANYAAN:
Bolehkah istinjak dengan kertas tisu?

✮ JAWAB:
Diperbolehkan, asalkan pada kertas tisu tersebut tidak terdapat tulisan Asma'ul mu'adzdzom dan al-Qur'an.

✮ REFERENSI:
➊ Kitab Bughyatul Mustarsyidin (بُغْيَةُ الْمُسْتَرْشِدِيْنِ) Halaman 31:

[فَائِدَةٌ]: يَجُوْزُ الْاِسْتِنْجَاءُ بِأَوْرَاقِ الْبَيَاضِ الْخَالِيْ عَنْ ذِكِرِ اللهِ تَعَالٰى كَمَا فِي الْإِيْعَابِ، وَيَحْرُمُ الْاِسْتِجْمَارُ بِالْجُدْرَانِ الْمَوْقُوفَةِ وَالْمَمْلُوْكَةِ لِلْغَيْرِ قَالَهُ (سم)

Artinya:
[Faidah]: Diperbolehkan beristinjak dengan menggunakan kertas tisu yang tidak ada tulisan Alloh Ta'ala, sebagaimana keterangan dalam kitab al-I'ab. Dan haram beristijmar (membersihkan najis dari qubul dan dubur setelah buang air kecil/kencing atau buang air besar dengan menggunakan batu dan yang semisalnya) dengan pagar tembok yang diwaqofkan dan pagar tembok yang dimiliki oleh orang lain menurut pendapat Ibnu Ummi Qosim al-'Ubadi.

➋ Kitab Fiqih 'ala Madzhabil Arba'ah (اَلْفِقْهُ عَلٰى مَذْهَبِ الْأَرْبَعَةِ) Juz 1 Halaman 79:

أَمَّا الْوَرَقُ الَّذِيْ لَا يَصْلُحُ لِلْكِتَابَةِ فَإِنَّهُ يَجُوْزُ الْاِسْتِجْمَارُ بِهِ بِدُوْنِ كَرَاهَةٍ. اهـ

Artinya:
Adapun kertas yang tidak layak untuk ditulisi, maka boleh digunakan untuk beristijmar tanpa disertai hukum makruh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP