Loading...
Minggu, 01 April 2018

█ *KHIDMAH; ILMU MANFA’AT & BAROKAH* █


_"Aku luweh seneng santri seng gak patiyo ngalém tapi gelem khidmah, dibandingke santri seng ngalém tapi ora gelem khidmah."_ (Aku lebih suka santri yang tidak begitu ‘alim namun mau berkhidmah, daripada santri yang ‘alim tapi tidak mau khidmah). *Petuah KH. Ahmad Idris Marzuqi (1940-9 juni 2014 M) Lirboyo.*

Dalam proses pembelajaran, bagi seorang santri, ilmu saja tidak cukup, bahkan manfaat saja masih kurang, tapi bagaimana agar bisa berkah. Maka, dalam tahapan belajar santri, setelah ia mendapat ilmu, ilmu itu harus diamalkan yang berarti manfaat, dan setelah itu bagaimana ilmu itu juga diamalkan oleh orang lain, yang berarti berkah.

Pada tahap yang pertama, yakni pembelajaran, agar santri mendapatkan ilmu, ia harus memenuhi syarat rukun yang ketat. Seperti disebutkan oleh *Burhanuddin Az-Zarnuji* (w. 593 H) dalam kitab *Ta’lim Muta'allim*:

*أَلَا لَا تَنَالُ الْعِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ*
*ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ الزَّمَانِ*
_"Ingatlah untuk mendapatkan ilmu harus memenuhi enam rukun ۞ Yang akan aku tuturkan semuanya dengan penjelasannya"_.
_"Cerdas (atau bisa berarti sungguh-sungguh), tamak (tidak pernah puas dengan ilmu yang didapat), sabar dan tabah, biaya, ۞ petunjuk guru, waktu yang lama"_.

Selain enam rukun itu, masih ada syarat dan adab. Syarat seperti memantapkan niat, memilih guru, memilih ilmu, memilih teman, birsifat tawadlu', wara', tawakkal, menjauhi perselisihan dll. Dan menjaga adab-adab, seperti adab dengan guru, kitab, berdo'a, mendengarkan, berdiskusi, bersyukur, bangun malam, memperbanyak dzikir, sholat dll.

Setelah ia merengkuh ilmu, tahap kedua, ia harus mengamalkan untuk dirinya sendiri, itu yang disebut manfaat. Dan jika ia berharap masuk ke tahap ketiga, ilmu itu tidak sekadar manfaat tapi berkah, maka ia harus mengetuk pintu kebekahan itu, pintu itu adalah khidmah. Khidmah berarti melayani, berarti mau berkorban untuk orang lain. Dalam khidmah, santri akan belajar ikhlas melayani teman, melayani orang lain terlebih melayani guru.

Begitulah proses belajar santri. Maka dalam proses ini, para ulama sering mengibaratkan laksana menanam padi. Tahukah kamu, untuk menghasilkan padi kita harus melakukan proses-proses sulit ini:
➀ Sebelum tanam: Menyiapkan pinihan (benih) yang sudah berkecambah. Menyiapkan lahan. Agar lahan siap, harus dicangkul dulu lalu digaru (dibajak), kadang diberi kompos dulu agar subur.

➁ Tanam: saat tanam, pinihan yang sudah berkecambah kita cabut (ndaut), lalu kita ikat tengahnya agar bisa dipikul (mbanjari) ke tempat penanaman, lalu baru melakukan proses tanam (tandor).

➂ Perawatan: Ketika rumput dan gulma mulai tumbuh, dan menyerap nutrisi yang mestinya diserap oleh padi maka tanaman padi itu perlu diwaton (membersihkan rumput dengan tangan) atau disosrok (membersihkan rumput dengan kayu bercakar). Setelah berumur tiga minggu dan menjelang padi berbunga (meteng) padi dimes, dan ketika hama padi seperti wereng, belalang, ulat, tungau dll menyerang padi disemprot. Selain itu, padi tidak boleh kering, maka harus dibanyoni.

➃ Tunggu: adalah pekerjaan menjaga padi yang sudah mulai berisi dari serangan burung pipit, manyar, peking dll. Masa tunggu biasanya sampai tiga minggu, yakni sampai padi menguning. 

➄ Panen: tiga bulan berikutnya, padi siap dipanen. Pesta panen ini adalah kebahagiaan bagi orang kampung, karena meski mereka tidak menanam, mereka bisa ikut panen dengan ikut derep (kerja memanen dengan upah seperempat atau sepertiga bagian dari hasil derep), atau Ngasak (mengambil padi yang tertinggal). Setelah dipotong dari batangnya dengan ani-ani atau sabit, butir-butir padi harus dipisahkan dari bulirnya dulu dengan dikerek atau digeblok. Kemudian dijemur. Setelah menjadi butiran padi atau gabah, padi ditumbuk dalam lesung dengan alu (nutu), untuk memisahkan kulit padi kemudian ditampi dengan tampah (napeni). Dari napeni ini menghasilkan beras yang bersih, dan bekatul serta sekam/rambut padi yang berguna untuk campuran bahan batu bata dan gerabah.

Setelah menghasilkan beras, dengan menanaknya beras akan bermanfaat sebagai makanan pokok yang setiap hari mengenyangkan kita. Tahukah anda, bahwa beras tidak hanya bermanfaat untuk makanan pokok, beras dapat juga dibuat menjadi mi dan aneka kue dan krupuk. Tapi setelah melembutkannya, yakni menjadikannya tepung.

Dengan menjadi tepung, beras dapat dimasak menjadi aneka kue ini; Nagasari, kue lapis, kue pisang kukus, kue lepat, bolu kukus, Kue Mochi (kue tahun baru dari Jepang), kue Dango, Putu Ayu, kue apem, kue serabi, putu mayang, kue cucur, kue carabikang, klepon, Mi tepung beras, aneka bubur, rempeyek dll. Betapa berkahnya beras setelah menjadi tepung.

Begitupun jagung, gandum, singkong. Jika ingin agar dapat dijadikan aneka makanan maka, lembutkanlah. Jagung yang telah menjadi tepung maezena dapat diolah menjadi puding, sup, meningkatkan kerenyahan penggorengan, merenyahkan biscuit dll. Gandum yang telah menjadi tepung terigu berguna untuk bahan dasar bakpao, molen, donat, wafer, brownies, mi, krupuk bawang dan untuk gorengan. Singkong yang dilembutkan malah dapat dijadikan menjadi tepung umbi, tepung kasava, tepung mocaf, tepung tapioca. Tepung umbi untuk bahan dasar roti, cake kue, stick dan aneka camilan. Tepung kasava untuk tiwol, sawot dll. Tepung mocaf untuk aneka makanan pengganti terigu. Tepung tapioka (kanji/aci) untuk bahan dasar bakso, pempek, krupuk rambak, bahkan di dunia industri, tepung ini dibuat sebagai bahan dasar pasta gigi, perekat kertas, cat tembok dll.

Begitu juga santri yang berkah ilmunya. Bagaimanapun masyarakatnya ia bisa melayani. la menjadi tepung yang siap menjadi apa pun. Kadang di depan memberi ceramah, mengajar, memimpin do'a dan kadang di belakang layar. Lebih banyak berdo'a dan membuka pintu ijabah-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP