Loading...
Senin, 24 Desember 2018

BERCELAK MATA, MANDI & MEMAKAI WEWANGIAN DI HARI ASYURO



Di dalam kitab I'anatuth Tholibin (إِعَانَةُ الطَّالِبِينْ) Juz 2 halaman 301 ---karya Syeh Abu Bakar Utsman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi--- terdapat keterangan sebagai berikut:

وَأَمَّا أَحَادِيْثُ الْإِكْتِحَالِ وَالْغُسْلِ وَالتَّطَيُّبِ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَمِنْ وَضْعِ الْكَذَّابِيْنَ.
==================
( قَوْلُهُ: وَأَمَّا أَحَادِيْثُ الْإِكْتِحَالِ إِلَخْ ) فِي النَّفَحَاتِ النَّبَوِيَّةِ فِي الْفَضَائِلِ الْعَاشُوْرِيَّةِ لِلشَّيْخِ اَلْعَدَوِيِّ مَا نَصُّهُ: قَالَ الْعَلَّامَةَ اَلْأَجْهُوْرِيُّ: أَمَّا حَدِيْثُ الْكَحْلِ فَقَالَ الْحَاكِمُ إِنَّهُ مُنْكَرٌ وَقَالَ ابْنُ حَجَرٍ إِنَّهُ مَوْضُوْعٌ بَلْ قَالَ بَعْضُ الْحَنَفِيَّةِ إِنَّ الْإِكْتِحَالَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لَمَّا صَارَ عَلَامَةً لِبُغْضِ آلِ الْبَيْتِ وَجَبَ تَرْكُهُ. قَالَ: وَقَالَ الْعَلَّامَةُ صَاحِبُ جَمْعِ التَّعَالِيْقِ: يُكْرَهُ الْكَحْلُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لِأَنَّ يَزِيْدَ وَابْنَ زِيَادٍ اِكْتَحَلَا بِدَمِ الْحُسَيْنِ هَذَا الْيَوْمَ وَقِيْلَ بِالْإِثْمِدِ لِتَقَرَّ عَيْنُهُمَا بِفِعْلِهِ. قَالَ الْعَلَّامَةُ اَلْأَجْهُوْرِيُّ: وَلَقَدْ سَأَلْتُ بَعْضَ أَئِمَّةِ الْحَدِيِثِ وَالْفِقْهِ عَنِ الْكَحْلِ وَطَبْخِ الْحُبُوْبِ وَلُبْسِ الْجَدِيْدِ وَإِظْهَارِ السُّرُوْرِ فَقَالَ: لَمْ يَرِدْ فِيْهِ حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا عَنْ أَحَدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ وَلَا اِسْتَحَبَّهُ أَحَدٌ مِنْ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ. وَكَذَا مَا قِيْلَ: إِنَّهُ مَنْ اِكْتَحَلَ يَوْمَهُ لَمْ يَرْمَدْ ذٰلِكَ الْعَامَ، وَمَنْ اِغْتَسَلَ يَوْمَهُ لَمْ يَمْرَضْ كَذٰلِكَ، قَالَ: وَحَاصِلُهُ أَنَّ مَا وَرَدَ مِنْ فِعْلِ عَشْرِ خِصَالٍ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَصِحَّ فِيْهَا إِلَّا حَدِيْثُ الصِّيَامِ وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ، وَأَمَّا بَاقِي الْخِصَالِ الثَّمَانِيَةِ فَمِنْهَا مَا هُوَ ضَعِيْفٌ وَمِنْهَا مَا هُوَ مُنْكَرٌ مَوْضُوْعٌ. وَقَدْ عَدَّهَا بَعْضُهُمْ اِثْنَتَيْ عَشْرَةَ خَصْلَةً وَهِيَ اَلصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَالصَّدَقَةُ وَالْإِغْتِسَالُ وَالْإِكْتِحَالُ وَزِيَارَةُ عَالِمٍ وَعِيَادَةُ مَرِيْضٍ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ أَلْفَ مَرَّةٍ.
TERJEMAH:
Adapun hadits-hadits mengenai sunatnya bercelak mata, mandi dan memakai wangi-wangian pada hari Asyuro, maka [hadits-hadits tersebut adalah] bikinan orang-orang pendusta.

==================
(Ucapan Mushonnif: Adapun hadits-hadits mengenai sunatnya bercelak mata…dst) Di dalam kitab An-Nafahatun Nabawiyyah Fil fadha`ilil ‘Asyuriyyah ---karya Syeikh Al-‘Adawi--- terdapat keterangan sebagai berikut: 

Al-Allamah al-Ajhuri berkata: "Adapun terhadap hadits bercelak mata, maka Imam Hakim berpendapat bahwa itu adalah hadits munkar. Sementara Imam Ibnu Hajar berpendapat bahwa itu adalah hadits maudhu’ (palsu). Bahkan sebagian ulama Hanafiyyah berkata bahwa sesungguhnya bercelak mata pada hari Asyuro, tatkala telah menjadi tanda kebencian kepada Ahlul bait Nabi, maka wajib ditinggalkan."

Al-Allamah Al-Ajhuri berkata, Al-Allamah (orang yang sangat alim) Pemilik kitab Jam’ut Ta’aliq berkata: "Dimakruhkan bercelak mata pada hari Asyuro, karena Yazid dan Ibnu Ziyad telah bercelak mata dengan menggunakan darahnya Sayyidina Husain (cucunya Rosululloh Saw) pada hari ini (hari Asyuro). Ada pula yang mengatakan bahwa mereka berdua bercelak mata dengan menggunakan itsmid (batu bahan celak mata), tujuannya agar mereka berdua bisa merasa senang melihat perbuatannya itu (perbuatan pembunuhan terhadap Al-Husain)."

Al-Allamah Al-Ajhuri berkata: Sungguh aku telah bertanya kepada sebagian para imam ahli hadits dan fiqih mengenai bercelak mata, memasak biji-bijian, memakai pakaian baru dan menampakkan kegembiraan. Beliau-beliau menjawab: "Dalam hal-hal tersebut tidak ada hadits shohih yang teriwayatkan baik dari Nabi Saw maupun dari para sahabat, dan juga tidak ada satupun dari para imamnya kaum muslimin yang menyunnahkannya." Demikian juga pendapat yang mengatakan: “Barang siapa bercelak mata pada hari Asyuro maka matanya tidak akan sakit” dan pendapat: "Barang siapa yang mandi pada hari Asyuro maka dia tidak akan sakit."

Al-Allamah Al -Ajhuri berkata: "Kesimpulannya, tidak ada riwayat yang shohih mengenai sepuluh macam amalan pada hari Asyuro kecuali hadits tentang berpuasa dan memberi keluasan rezeki kepada keluarga. Adapun delapan amalan yang lainnya, maka ada yang dhoif, ada yang Munkar dan ada pula yang maudhu’ (palsu)." 
           

Sebagian Ulama ada yang menghitung tentang banyaknya amalan pada hari Asyuro menjadi dua belas macam amalan, yaitu: ➊ Sholat, ➋ Berpuasa, ➌ Silaturrohim, ➍ Bersedekah, ➎ Mandi, ➏ Bercelak mata, ➐ Mengunjungi orang alim, ➑ Menjenguk orang sakit, ➒ Mengusap kepala anak yatim, ➓ Memberi keluasan rezeki kepada keluarga, ⓫ Memotong kuku, dan ⓬ Membaca surat Al-Ikhlash sebanyak seribu kali.

Sumber : Post grup WA Rencang Ngopi PP SBS - Author : Shofwatur Rohman

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP