ANCAMAN BAGI MEREKA PENCACI ULAMA
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyukai untuk tersebarnya kekejian di tengah-tengah orang-orang yang beriman bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidaklah mengetahui” [QS. An-Nur 19 ]
وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسۡوَدَّةٌۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوٗى لِّلۡمُتَكَبِّرِينَ
Artinya: Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. [Az-Zu mar: 60]
ألا أخبركم بأكبر الكبائر قالوا بلى يا رسول الله قال الإشراك بالله وعقوق الوالدين وكان متكئا فجلس فقال ألا وقول الزور وشهادة الزور فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت
Maukah aku kabakan kepada kalian tentang dosa terbesar dari dosa-dosa besar?. Mereka (para sahabat) berkata ; "Tentu wahai Rasulullah". Beliau berkata ; "Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua". Tadinya Nabi dalam kondisi berbaring maka lalu beliaupun duduk kemudian berkata : "Dan perkataan dusta, bersaksi dusta", beliau terus mengulang-ngulangnya hingga kami berkata : "Seandainya jika beliau diam" [HR. Bukhari]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ. رواه البخاري
”Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman: ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. [HR. Bukhari]
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencela orang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” [HR. Tirmidzi]
وقال الحافظ أبو القاسم ابن عساكر رحمه الله: اعلم يا أخي وفقنا الله وإياك لمرضاته، وجعلنا ممن يخشاه ويتقيه حق تقاته، أن لحوم العلماء مسمومة، وعادة الله في هتك أستار منتقصيهم معلومة، فإن من أطلق لسانه في العلماء بالثلب، ابتلاه الله تعالى قبل موته بموت القلب، { فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ } {النور: 63}
“ Ketahuilah wahai saudaraku, -penting untuk kita ketahui- semoga Allah senantiasa memberi taufiq-Nya kepada kita dalam menjalani setiap apa yang diridhoi-Nya dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang takut kepadaNya dan bertakwa kepada-Nya dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya, bahwasanya daging para ulama adalah beracun, (mengoyak kehormatan dan reputasi mereka sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam perkara yang dilarang, yaitu kebinasaan). dan balasan Allah dalam menyingkap topeng orang-orang yang melecehkan dan menghina para ulama telah diketahui di sepanjang perguliran waktu, dikarenakan menjatuhkan kredibilitas mereka, melemparkan tuduhan-tuduhan keji penuh dusta yang mereka berlepas diri darinya merupakan perkara yang sangat berbahaya. Dan barangsiapa yang mengumbar lisannya terhadap ulama dengan cacian dan tuduhan keji penuh dusta maka kelak Allah akan menimpakan padanya bala’ (musibah) sebelum wafatnya dengan matinya hati, { maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih } (QS. An-Nur : 63).
وروي عن الإمام أحمد رحمه الله تعالى أنه قال: "لحوم العلماء مسمومة؛ من شمها مرض، ومن أكلها مات"
“Daging para ulama itu beracun, baransiapa yang menghirupnya maka dia akan tertimpa penyakit, dan barangsiapa yang memakannya maka dia akan mati“
ويقول ابن المبارك رحمه الله تعالى: "من استخف بالعلماء ذهبت آخرته، ومن استخف بالأمراء ذهبت دنياه، ومن استخف بالإخوان ذهبت مروءته"
Berkata Al-Imam Ibnul Mubarak RA : “Barangsiapa yang melecehkan ulama, akan hilang akhiratnya. Barangsiapa yang melecehkan umara’ (pemerintah), akan hilang dunianya. Barangsiapa yang melecehkan teman-temannya, maka akan hilang kehormatannya.”
يقول الطحاوي "وعلماء السلف من السابقين، ومن بعدهم من التابعين - أهل الخير والأثر، وأهل الفقه والنظر - لا يذكرون إلا بالجميل، ومن ذكرهم بسوء، فهو على غير السبيل"؛ اهـ.
Berkata Al-Imam Ath-Thahawi –rahimahullah- : “Ulama salaf dari kalangan ulama terdahulu, demikian pula para tabi’in, harus disebut dengan kebaikan. Maka siapa yang menyebut mereka dengan selain kebaikan maka dia berada di atas kesesatan”
0 komentar:
Posting Komentar