Apa itu AMONIASI ??--- Pakan Amoniasi
Amoniasi merupakan salah satu perlakuan kimiawi yang bersifat alkalis dan
dapat melarutkan selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika (Herawati et al., 1987).
Perlakuan alkali dapat mendelignifikasi dengan cara memutus ikatan ester antara
lignin dengan selulosa dan hemiselulosa serta pembekakan selulosa, sehingga
menurunkan kristalinitasnya (Prasetya, 2009). Turunnya kristalinitas selulosa akan
memudahkan penetrasi enzim selulosa mikrobia rumen (Van Soest, 1994).
Teknologi pengolahan pakan (teknik amoniasi dan fermentasi) dapat dilakukan
untuk menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan kadar protein kasar
(Prayuwidayati dan Muhtarudin, 2006).
Amoniasi dapat mengakibatkan perubahan komposisi dan struktur dinding
sel yang berperan membebaskan ikatan antara lignin dengan selulosa dan
hemiselulosa sehingga serat tersebut akan mudah diuraikan oleh enzim mikrobia
(Komar, 1984). Perlakuan amoniasi dapat meningkatkan kecernaan dengan
melonggarkan ikatan lignoselulosa sehingga karbohidrat mudah dicerna,
meningkatkan kecernaan dengan membengkakkan jaringan tanaman dan
meningkatkan palatabilitas pakan (Sumarsih et al., 2007).
Amoniasi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki
kandungan nitrogen, meningkatkan kecernaan serat kasar (Siregar, 1994). Amonia
yang dihasilkan dalam proses hidrolisis urea dengan bantuan enzim urease akan
terikat dalam jaringan dan dapat merenggangkan ikatan lignoselulosa dan
lignohemiselulosa sehingga meningkatkan kandungan protein kasar dan kecernaan
bahan (Komar, 1984).
Urea (CO(NH2)2) adalah sumber nitrogen yang murah, bersifat higroskopis,
berbentuk kristal padat dan mudah larut dalam air. Urea mengandung 46% nitrogen
dan pada dosis yang tepat tidak menyebabkan resiko terhadap kesehatan ternak
pada saat penggunaannya. Urea dapat digunakan sebagai sumber gas amonia untuk
proses amoniasi (Chuzaemi dan Soejono, 1987). Urea bila ditambah air dan terdapat
enzim urease akan diuraikan menjadi amonia dan CO2 (Ilustrasi 1), sedangkan
amonia yang tidak dalam keadaan terfiksasi akan melonggarkan ikatan lignin
dengan hemiselulosa dan selulosa (Komar, 1984).
+ urease
(CO(NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2
NH3 + H2O NH4OH NH4
+ + OH-
Ilustrasi 1. Proses Amoniasi dengan Urea (Utomo et al., 1987)
Faktor yang mempengaruhi efektivitas amoniasi yaitu kadar amonia, lama
pemeraman, kadar air, suhu, jenis dan kualitas bahan pakan. Kadar amonia yang
optimal untuk digunakan sebagai amoniasi berkisar antara 3 - 5% (setara dengan
kadar urea 5,3 - 8,8%). Pengolahan menggunakan amonia kurang dari 3% hanya berfungsi sebagai pengawet, sedangkan lebih dari 5%, amonia akan terbuang atau
tidak terfiksasi kedalam substrat (Komar, 1984).
Rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang disitasi
oleh Herawati et al. (1987) menjelaskan bahwa amoniasi urea dapat meningkatkan
daya cerna setelah dilakukan penyimpanan selama 21 hari. Peningkatan kadar air
dari 12% sampai 50% akan memberikan pengaruh yang baik terhadap daya cerna
bahan organik perlakuan. Kadar air yang melebihi 50% akan menyebabkan
pencucian komponen yang mudah larut dari bahan yang diamoniasikan, bahan yang
di bagian dasar akan menjadi rusak dan akan merangsang pertumbuhan jamur
(Ibrahim, 1986).
Daya kerja alkali secara skematis pada prinsipnya adalah memutuskan
sebagian ikatan antara selulosa dan hemiselulosa dengan lignin dan silika;
esterifikasi gugus asetil dengan membentuk asam uronat serta merombak struktur
dinding sel, melalui pengembangan jaringan serat, sehingga mempermuda penetrasi
(perombakan) molekul oleh enzim mikroorganisme (Komar, 1984).
0 komentar:
Posting Komentar