فصل شُرُوْطُ الْقُدْوَةِ أَحَدَ عَشَرَ: أَنْ لَايَعْلَمُ بُطْلَانَ صَلَاةِ إِمَامِهِ بِحَدَثٍ أَوْ غَيْرِهِ , وَأَنْ لَايَعْتَقِدَ وُجُوْبَ قَضَائِهَا عَلَيْهِ وَأَنْ لَا يَكُوْنَ مَأْمُوْمًا، وَلَا أُمِّيًّا وَأَنْ لَايَتَقَدَّمَ عَلَيْهِ فِي الْمَوْقِفِ، وَأَنْ يَعْلَمَ انْتِقَالَاتِ إِمَامِهِ، وَأَنْ يَجْتَمِعَا فِي مَسْجِدٍ أَوْ فِي ثَلَاثِمِائَةِ ذِرَاعٍ تَقْرِيْبًا، وَأَنْ يَنْوِيَ الْقُدْوَةَ أَوِ الْجَمَاعَةَ، وَأَنْ يَتَوَافَقَ نَظْمُ صَلَاتِهِمَا، وَأَنْ لَا يُخَالِفَهُ فِي سُنَّةٍ فَاحِشَةِ الْمُخَالَفَةِ وَأَنْ يُتَابِعَهُ.
syuruthu al-qudwati ahada ‘asyaro: an laa ya’lama buthlaana sholaati imaaihi bihadastin aw ghoirihi, wa an laa ya’taqida wujuubu qodloihaa ‘alaihi, wa an laa yakuuna ma’muuman wa laa ummiyyan, wa an laa yatqoddama gholaihi fi al-muuqifi, wa an ya’lamantiqoolati imaamihi, wa an yajtami’aa fii masjidin aw fii tsalaatsimiati diroo’in taqriiban, wa an yanwiya al-qudwata awiljama’ati, wa an yatawafaqo nadhmu sholaatihimaa, wa an laa yuukholifahu fii sunnatin faahisyati al-mukholafati, wa an yutaabi’ahu.
Qudwah dalam pengertian ini adalah mengikuti imam karena ingin menjadi makmum untuk shalat berjama'ah. Syaratnya ada 11 yaitu :
- Tidak mengetahui batalnya shalatnya imam karena sebab hadats atau yang lainnya.
- Tidak boleh beri'tiqad wajibnya mengqadla' shalatnya.
- Tidak boleh sedang menjadi makmum (yakni yang dijadikan imam bukan dalam keadaan bermakmum kepada yang lainnya).
- Tidak boleh orang yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis).
- Tidak boleh lebih depan daripada imam dalam hal posisi shalat.
- Mengetahui perpindahan (gerakan perpindahan rukun) dari imam.
- Harus sama-sama berkumpul didalam masjid atau jaraknya kira-kira 300 Dzira' (jika shalat berjama'ah di luar masjid).
- Harus berniat mengikut imam atau berniat berjama'ah.
- Harus serasi shalat keduanya (antara shalatnya makmum dan imam).
- Tidak boleh menyelisihi (berbeda) dengan imam dalam hal yang sunnah, yang kelihatan buruk jikalau menyelisihinya.
- Harus benar-benar mengikuti imam.
0 komentar:
Posting Komentar