Loading...
Senin, 11 September 2017

METODE PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA PADA TERNAK

METODE PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA PADA TERNAK

Untuk menentukan diagnosa suatu penyakit salah satu teknik yang merupakan serangkaian prosedur yang harus dikuasai merupakan teknik uji pemeriksaan klinik juga disebut sebagai diagnosa klinik atau klinis. Penentuan diagnosa klinik yang akurat pada ternak tidak seratus persen dapat ditegakkan dengan diagnosa klinik tetapi memerlukan bantuan teknik pemeriksaan atau uji kesehatan lain, seperti pemeriksaan nekropsi teknik pemeriksaan serologi dan sebagainya. Metode pemeriksaan diagnosa ada empat cara yaitu Anamnesa, Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), Pemeriksaan fisiologis dan Pemeriksaan Laboratorium

1.      Anamnesa
Anamnesa merupakan salah satu metode yang dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan dengan bertanya kepada pemilik ternak tentang segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan penyakit yang menyerang ternak pemilik seperti sejarah hewan sakit, gejala yang muncul, perilaku ternak pada saat sakit dan lain sebagainya. Hasil dari anamnesa tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk pemeriksaan selanjutnya untuk mengetahui penyakit tersebut.

2.      Pemeriksaan Fisik

2.1.             Inspeksi (melihat/memperhatikan)
Langkah pertama pada pemeriksaan ternak adalah inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat, mengamati kondisi fisik hewan. Inspeksi yang dapat dilakukan yaitu pengamatan kebersihan kulit dan bulu, status gizi, tempramen, keadaan feces, pemeriksaan mukosa dan suhu tubuh.

Menurut Astiti (2010), perbedaan ciri visual antara ternak sehat dengan ternak sakit antara lain :
NO
KATEGORI
SEHAT
SAKIT
1.
Pergerakan
Aktif dan lincah
Kurang aktif dan lincah
2.
Mata
Jernih
Pucat dan sayu
3.
Bulu
Halus dan bersih
Kasar, berdiri dan kusam
4.
Nafsu Makan
Normal
Berkurang
5.
Lendir lubang alami
Tidak ada
Ada
6.
Suara napas
Halus, teratur dan tidak tersengal- sengal.
Ngorok, tidak teratur dan tersengal sengal.

2.2.          Palpasi (meraba)
Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua pada pemeriksaan fisik  dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara perabaan pada bagian tubuh hewan ini akan dapat mengetahui keadaan bagian luar dari tubuh hewan seperti jika ada benjolan pada tubuh hewan.
            Selain itu pemeriksaan dengan cara palpasi dapat dilakukan untuk memeriksa frekuensi nadi dan jantung pada hewan. Untuk mengetahui frekuensi nadi pada hewan dapat dirasakan dengan palpasi ringan dengan menekan pembuluh darah arteri. Pengukuran frekuensi nadi pada hewan dapat dilakukan diberapa tempat, yaitu :
a)      Menekan arteri femoralis yang terletak dipaha bagan medial (dalam), terutama untuk hewan berukuran kecil seperti kambing, kucing, anjing, pedet.
b)      Menekan arteri coccigealis median yang terletak dibagian ventral ekor, untuk sapi.
c)      Menekan arteri fascialis, terletak dibagian wajah untuk hewan sapi dan kuda.
d)     Menekan arteri maksilaris yang terletak di maksila untuk hewan kuda.

Metode palapasi ini juga sering digunakan dalam mendeteksi kebuntingan. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. Teknik yang dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan ini adalah akurat, dan hasilnya dapat langsung diketahui.  Namun demikian dibutuhkan pengalaman dan training bagi petugas yang melakukannya, sehingga dapat tepat dalam mendiagnosa. Teknik ini baru dapat dilakukan pada usia kebuntingan di atas 30 hari (Lestari, 2006).

2.3.            Perkusi (mengetuk)
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan ternak adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetuk bagian tubuh tertentu pada hewan yang terlihat mengalami gangguan atau kelainan. Pemeriksaan dengan ketukan atau pukulan, dapat dilakukan dengan menggunakan alat ketuk (plexor atau percussion hammer) dan dampalan (fleximeter atau percussion plate) yang terbuat dari logam. Teknik pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui kelainan- kelainan yang mungkin ada di rongga dada dan rongga perut. Bila dibawah tepat pengetukan terdapat rongga udara atau kosong maka akan terjadi bunyi nyaring atau tympanis dan bila dibawah tempat pengetukan keadaannya masif, yang terdengar adalah bunyi dup – dup (Asmaki, 2008).

2.4.            Auskultasi (mendengar)
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen dengan alat bantu stetoskop (Rospond dan Lyrawati, 2009).
Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir yang digunakan pada suatu pemeriksaan. Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Suara terauskultasi dijelaskan frekuensi (pitch), intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas (timbre) dan waktunya. Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan darah (suara Korotkoff), suara aliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara organ tubuh.

3.      Pemeriksaan Fisiologis
Pemeriksaan fisiologis dilakukan dengan memeriksa suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi detak jantung. Frekuensi nafas merupakan jumlah nafas yang dihembuskan dalam satu menit dan frekuensi detak jantung adalah jumlah detak jantung selama satu menit. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan thermometer klinis.
4.    Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratoris adalah upaya untuk membantu memperkuat diagnosa berdasarkan tes agen penyebab penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit atau berdasarkan dengan perubahan pada tubuh ternak seperti pemeriksaan dara menyeluruh dan foto rongent.

Sumber : http://catatanmahasiswakupukupu.blogspot.co.id/2017/02/klinik-hewan-metode-pemeriksaan-fisik.html





TUGAS
ILMU KESEHATAN TERNAK

“Metode Pemeriksaan dan Diagnosa pada Ternak”


Logo Undip (Full Color) (JPG).jpg


Dosen Pengampu : drh. Sri Mawati, M.Si.




Disusun Oleh:
Nama  : Muhammad Lukman Hakim
NIM    : 23010115130183
Kelas   : E




PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2017

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP