Awal mulanya Pon-Pes As-sujuudiyyah adalah bernama “ Darut Tholabah “ ( Wisma Santri ) As sujuudiyyah, karena para santri bertempat tinggal dirumah Kyai yang terletak dikampung Setinggil Bintoro Demak mulai tanggal 8 Juli 1992, santri pertama yang berada mondok ditempat tersebut kebanyakan dari keluarga sehingga banyak yang menyebut bapak Kyai dengan sebutan Pakde dan kyai sendiri belum mau untuk dipanggil kyai dengan alasan belum berusia 40 tahun dan agar lebih dekat dengan keluarga sekaligus santri.
Tiga
tahun berlalu, Kyai membeli tanah dikampung Tembiring Bintoro Demak
pada tanggal 26 Oktober 1995, tanah tersebut masih berupa semak-semak
belukar dan ditengah-tengah sawah dengan dikelilingi buah belimbing.
Menurut cerita masyarakat sekitar bahwa tanah tersebut tergolong tanah
yang angker sehingga kyai bersama-sama santri setiap habis jum’atan
datang ketempat tersebut dengan menjalankan ritual istighosah untuk
menetralisir tanah tersebut dari gangguan-gangguan penunggu tanah
tersebut.
Sebelum tanah tersebut
didirikan bangunan, kyai bersama-sama santri-santri babat alas, pada
suatu hari ketika babat alas disemak-semak belukar kyai bersama tiga
santri yaitu : Utomo ( Kuwu) Nursalim ( Kuwu ) Arifin ( Raji ), sampai
kepada semak-semak ujung arifin mendapati ular hijau sampai empat kali
dan dibasmi ditempat tersebut.
Pada
suatu malam, pada saat kegiatan khitobah disetinggil ada inisiatif
untuk tidur ditanah tembiring yang masih berupa semak-semak belukar.
Santri pertama kali yang tidur ditanah tersebut dengan beralaskan tikar
separo tanpa penerang apapun dan tanpa dinding apapun adalah( Arifin
(Raji), Nur salim (Kuwu), Utomo (Kuwu), dan ahmad sahal ( Moro Demak ),
pada hari kedua dengan dikelilingi pagar gedeg 4 lembar tanpa atap
ditempati lagi sembilan santri diantaranya ( Arifin, Nursalim, Utomo,
Agus Sahal, Agus Dasuki (Kuwu), Jayadi (Kuwu), Sanipan
(Lengkong),Subroto (Kuwu) dan Shobirin ( Menco) pada hari kedua ini
Mbah Pah ( orang kampung ) tahu dan membawakan kopi dan ketela goreng.
kemudian pada hari ke-3 kyai bersama santri membuat brak-brak ditanah
tersebut sebagai tempat sementara dan mulai ditempati pada tanggal 30
Juli 1996, tetapi para santri putripun Masih di Setinggil bersama bapak
Kyai. Setelah berjalan dua bulan pembangunan permanen dapat dimulai
dengan peletakan batu pertama pada tanggal 27 September 1996.
Karena
pembangunan yang tidak lancar, maka para santri masih bertempat
dibrak-brak tersebut selama satu tahun satu bulan. Pada tanggal 5
September 1997 brak-brak tersebut terbakar padahal bangunan permanen
tersebut belum jadi, kemudian bangunan yang belum jadi itu diberi atap
dengan bambu dan ditempati para santri sampai sekarang.
Pada
tahun 1998 tanah di Tembiring mulai dibangun pondok putri sebab
diSetinggil sudah tidak muat dan untuk persiapan selanjutnya dalam
mempermudah pengawasannya, setelah gedung pondok putri dapat ditempati
maka bapak Kyai pindah keTembiring bersama santri-santri putri, dan
bangunan diSetinggil digunakan untuk pendidikan calon ustadz.
Pada
tahun 2000 mulai dirintislah MADIN Awaliyah tepatnya malam ahad pon
tanggal 23 Januari oleh ( Hamidun, M.Taufiq, Nursalim, Utomo, Arifin dan
Shobirin ) dilanjutkan ketingkat Wustho dan ulya yang berjalan sampai
sekarang ini.
Sejak awal
berdirinya Pon-Pes ini sampai empat tahun lamanya didalam penerangan
lampu, pondok masih nyalur dari tetangga, kemudian mengingat sangat
pentingnya penerangan dan daya listrik yang sangat memadahi, maka pada
tahun 2000 pondok membeli 3 Pal dan pasang listrik sendiri. Dan pada
tahun ini juga pondok membeli tanah disebelahnya seluas 700 m untuk
areal perkembangan pondok.
Melihat
perkembangan pondok yang semakin berkembang baik dalam pengajaran
maupun pendidikannya maka mulai dirintislah TKQ/TPQ pada tanggal 12
Januari 2003 untuk anak-anak kampungTembiring dan sekitarnya dan pada
tahun ini pula pondok membeli tanah lagi seluas 90,5 m untuk pelebaran
jalan pondok.dan sebelumnya sudah mempunyai jalan seluas 58,5 m jadi
semuanya ada 149 m.
Demikianlah sekilas tentang sejarah berdirinya Pon-Pes Assujuudiyyah Tembiring Bintoro Demak.
0 komentar:
Posting Komentar