Loading...
Sabtu, 29 Juli 2017

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA


LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN TERNAK POTONG DAN KERJA
KOMODITAS : DOMBA
JENIS USAHA : INDUK ANAK
ANUGRAH MEGAH SEJAHTERA
TLATAR - BOYOLALI





Disusun oleh:
Kelompok IIC

Dian Munfarida                          23010114120024
Mei Wulandari                             23010114120097
Ari Fandi                                      23010113002031
Yusuf Enggartyas                        23010113130250
Tito Maulana Akbar                    23010113130117



Description: D:\Why Subagio SPt\Logo Undip\Undip hitam-putih.jpg
 









S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
No
Aspek
Evaluasi
Solusi
Referensi
1
Identitas Peternak dan Perusahaan
a.       Pemilik Peternakan:
Sa’dullah Junaidi
b.      Alamat:
Tebon bimo, Tlatar Boyolali
c.       Bentuk topografi:
Di pedesaan daerah Tlatar, Boyolali dengan ketinggian 400-700 Dpl






d.      Bentuk perusahaan:
PT.AMS

a. 

b. 

c.  Kondisi peternakan di Tlatar, Boyolali sangat bagus untuk peternakna karena lingkungan yang jauh dari pemukiman, transportasi bagus, air dan pakan hijauan tercukupi. Pakan






d. Baik, karena sudah memiliki paprik pakan sendiri,

a.    

b.    

c.      











d.    Menambahkan pengolahan limbah untuk dijadikan pupuk

a.      

b.     

c.       Pada suhu rendah, domba mengkonsumsi pakan lebih banyak, sedangkan pada suhu tinggi domba mengkonsumsi pakan lebih sedikit (Sihombing, 2006). Ternak domba sangat peka terhadap stress iklim  (Gobai et al., 2013).




d.  


2
Identitas Perusahaan/Organisasi
a.       Memulai usaha :
Sejak bulan maret 2016
b.      Alasan memilih domba :
Untuk menyediakan ternak qurban di hari raya idul adha



c.       Jumlah ternak yang dipelihara pada awal pemeliharaan :
22
d.      Modal Awal :
Rp.56.000.000 untuk pembelian 22 ekor domba.

e.       Tempat pertama kali merintis usaha :
Di desa Tebonbima, Tlatar, Boyolali





f.       Jumlah pekerja :
1 orang










g.      Kendala usaha :
Ternak kembung.

a.      

b.      Mengawali usaha dengan bibit 10 ekor, namun sebagian mati karena belum terlalu paham cara pemeliharaanya.

c.       Pemeliharan awal 2 jantan dan 20 betina karena untuk dijadikan induk anak
d.      Modal awal  Rp.56.000.000 untuk pembelian 22 ekor domba

e.       Pemilihan lokasi di Tlatar sudah baik, karena memiliki suhu lingkungan ketersediaan hijauan yang cukup untuk ternak



f.       Jumlah pekerjanya belum sesuai dengan jumlah ternak yang dipelihara.









g.      Adanya kendala ini dapat menghambat proses pemasokan ternak di hari raya








a.    

b.     Menegemen pemeliharaan harus dcermati karena baru awal pemeliharaan





c.     Sebaiknya untuk jantan dan betina ditambah lagi karena untuk meningkatkan produksi ternak


d.    Seharunya modal ditambah lagi untuk membelian pejantan



e.     Harus adalahan tersendiri khusus untuk hijauan pakan





f.      Memerlukan tambahan tenaga kerja, karena sebaiknya 50 ekor domba dikelola oleh satu pekerja.








g.     Membuat kandang khusus ternak domba sehingga kendala dapat diatasi

a.    

b.    





c.    


d.   



e.     Jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi transportasi darat (Bappenas, 2002). Jalan sebagai system transportasi nasional yang mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi (Asariansyah et al., 2007).

f.      Produktivitas tenaga kerja manusia per 50 ekor ternak domba (Munthe,, 2004). Tenaga kerja dalam usaha ternak bekerja mencari pakan ternak, membersihkan kotoran, memberikan minum, memandikan ternak dan mengawasi kesehatan ternak (Fauziyah, 2007).



g.     Ketersediaan air jumlahnya relatif tetap, bahkan cenderung berkurang karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air  (Zulkipli et al., 2012). Ketersediaan air merupakan salah satu faktor pendukung pembangunan dan perkembangan perekonomian (Kodoati et al., 2014).


3
Perkandangan :
a.                  a. Tipe Kandang :
-kandang panggung







b. Jumlah kandang : 11 buah


c. Luas perkandangan : 50 m2
-panjang kandang 25 m2
-lebar kandang 2 m2
-tinggi kandang : 3 m2

d. Luas gudang pakan : 100 m2

e. Fase pemeliharaan : betina menyusui, betina bunting, pejantan, anakan lepas sapih, anakan pembesaran

f. Peralatan sanitasi : pompa air, selang untuk menyemprot kotoran, sapu lidi, sekop dan ember


a.       Baik karena mempermudah untuk sanitasi kotaran dan memudahkan ternah saat pengambilan rumput



b.      Tiap-tiap kandang terdiri dari 8-10 domba.

c.       Luas perkandangan meliputi kandang ternak, peralatan kandang lainnya


d.     

e.       Baik, karena sudah di bedakan menurut fase pemeliharaan nya

f.       Peralatan sanitasi sudah baik.

a.    Ditambahakn saluran air minum agar memudahkan meminum




b.    Penemapatan kandang 8-10 terlalu padat sehingga ternak sulit untuk beraktifitas

c.   



d.  
e.    -


f.    

 




b.   


c.   



d.  
4
Populasi :
a. Bangsa domba :


b. Populasi awal : 2 ekor jantan dan 20 ekor betina






c. Populasi sekarang : 800 ekor

d.Kapasitas per kandang : 800 ekor


e. Bobot badan : 50





a.     
b.    `Populasi ternak tidak terlalu padat jika dibandingkan dengan jumlah kandang yang ada.



c.    Kapasitas ternak domba  dalam kandang satu kandang berjumlah 5-8 ekor

d.   Kapasitas kandang sudah sesuai. Luas kandang 0,65  m2/ekor dengan kapasitas 800 ekor memiliki luas kandang 520  m2
e.   

a.    

b.     Penambahan populasi ternk disarankan agar lebih efisiensi dalam pemanfaatan kandang sehingga kandang tidak kosong atau terbengkalai, serta disisi lain dapat meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan.

c.    


d.   





e.    





a.   







b.   



c.                       d. Luas kandang untuk domba yang sedang tumbuh masing-masing berkisar antara 0,55-0,65 m2/ekor. (Saramony 1992).

d.  




5
Sistem Pemeliharaan :
a.Sistem pemeliharaan : konvensional.



b.     Penggemukan : 3 bulan


c. Umur panen : 10-13  bulan.

a. Sistem pemeliharaan konvensional baik untuk ternak, karena aktivitas ternak dapat terkontrol.
b. Ternak domba dipelihara selama 3 bulan untuk mencapai penambahan bobot badan 10  kg.

c. umur panen 10-13 bulan dengan bobot badan 30-40 kg.


a.   

b.   

c.    Sebaiknya dipanen pada usia dan bobot badan yang pas.

a.                  Sistem pemeliharaan konvensional yaitu di kandangkan terus menerus (Nurwantoro et al., 2012)
b.                 Lsma penggemukan domba bisa dilakuakan selama 2,5-3 bulan (Purbowati, 2008)


c.                  Penambahan bobot badan selama masa pengemukan dari bobot 15 samapai bobot 25 (Purbowati, 2008)
6
Pakan :

  1. Pakan domba : rumput gajah dan konsentrat.




  1. jumlah pemberian :
-          rumput gajah :
betina menyusui 3 kg
betina bunting 3kg
pejantan 3kg
anakan lepas sapih 1kg
anak pembesaran 1kg
-          konsentrat
betina menyusui 1kg
betina bunting 1,5 kg
pejantan 1kg
anakan lepas sapih 0,5
anakan pembesaran 0,6



  1. Jumlah konsumsi :
-          rumput gajah :
betina menyusui 1,22
netina bunting
pejantan
anakan lepas sapih
anakan pembesaran
-          konsentrat
betina menyusui
netina bunting
pejantan
anakan lepas sapih
anakan pembesaran
  1. waktu pemberian




e. Jumlah air minum : adlibitum.

a.                  a. Bahan pakan yang digunakan sudah baik, karena nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut cukup untuk pertumbuhan domba.
b.                  
c.                   
d.                  
e.                  b. Pemberian pakan dilebih

c. Pemberian air minum secra adlibitum sangatlah tepat karena ternak tidak akan pernah kekurangan air minum.





a.      







b.      Seharusnya disesuaikan kebutuhan pakan karena pakan akan boros

c. –


a.    Pemberian pakan yang dibatasi mempengaruhi performan ternak, 25 % pemberian pakan pada domba periode       growing-finishing dapat mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan sampai 27 % (Nurwantoro et al., (2012). Pakan pada domba bervariasi bervariasi berdasarkan umur, ukuran ternak, lingkungan, pakn untuk pertumbuhan domba yaitu pakn berserat dan pakan konsentrat dengan hijauan kandungan sk >18% ( purbowati, 2008)..

b.    Susilorini et al. (2008) bahwa domba sebaiknya diberi pakan 2 – 3 kali/hari dengan jumlah konsumsi 3 – 4 kg/ekor/hari. Domba akan beproduksi dengan baik apabila pakan tercukupi baik dari segi kualitas dan kuantitasnya(Purbowati, 2008)
c.    pada suhu tinggi domba mengkonsumsi pakan lebih sedikit dan air minum banyak (Sihombing, 2006).
8.
Penyakit :
a. Jenis penyakit : pneumonia dan diare











e.                     b. Penanganan penyakit : Ditangani langsung oleh kepala kandang. 



c.Pencegahan penyakit : sanitasi,    vaksinasi, suntik injeksi










d.Obat  :
-Mycoplasma pneumonia : m-tox, enroject 10%
   -Diare : trimoxal

a. jenis penyakit pneumonia dengan gejala penyakit yaitu terjadi penekanan saat bernafas, hidung berlendir, batuk kering. penyakit diare dengan gejala penyakit yaitu feses encer, nafsu makan.




b. Penanganan penyakit sudah baik, hanya saja tanpa melibatkan tenaga ahli karena terkendala biaya untuk tenaga ahli yang cukup tinggi.

c. pencegahan penyakit dengan cara memberikan anti jamur, sanitasi, vaksinasi dan suntik injeksi





d.


a.   






b.    Apabila tidak dapat diatasi sendiri, sebaiknya melibatkan tenaga ahli

c.    Kebersihan kandang harus sangat diperhatikan supaya kesehatan ternak tetap dapat terjaga. Ternak sebaiknya selalu dikontrol sehingga jika ada ternak yang sakit dapat langsung ditangani dan dengan hal tersebut juga diharapkan bisa mengurangi angka mortalitas.
d.  


a.    Diare yang menyerang anakan domba biasanya bersifat ringan, tetapi dapat menghambat pertumbuhan (Blakely dan Blade, 1998). Pneumonia menyebabkan domba batuk dan sulit bernafas sehingga menurunkan nafsu makan dan bobot badan. Penyebabnya dapat berupa wilayah yang dingin dan adanya mikroorganisme.


b.    Penanganan penyakit dapat dilakukan dengan pemberian obat dan pemeriksaan tenaga ahli (Serres, 1992).
c.    Pencegahan paling mudah adalah dengan menyediakan jerami untuk tempat tidur waktu malam agar tidak terlalu dingin (Serres, 1992).







d.  
9
Pemasaran :

a.       Tempat pemasaran : Semarang












b.      Alat transportasi : Truk







c.       Harga jual : Rp. 25.000,00/kg




a.    Domba yang telah di panen, siap dipotong oleh rumah pemotongan milik sendiri yang bearada di Semarang.









b.    Peternak menyediakan fasilitas pick up untuk alat transportasi pengiriman ternak.



c.    Harga jual daging  Rp. 25.000,00/kg, dengan bobot badan domba sebesar 110 kg.


a.Memperluas pemasaran produk dan meningkatkan harga jual serta kualitas yang dihasilkan, serta menjaga kestabilan harga ternak.




a.                      b.




c. –



a.    Sifat komoditas hasil peternakan tidak tahan lama dan mudah mengalami penyusutan, hal ini harus selalu menjadi acuan pokok dalam perencanaan pemasaran hasil usaha, termasuk penetapan harga jual, pemilihan saluran distribusi, pengelolaan sistem pengangkutan, jarak antara lokasi peternakan dan pasar, proyeksi permintaan dan penawaran serta pangsa pasar (Sodiq dan Abidin, 2008).

b.   







c.   

10
Penanganan Limbah :
a.                   a. Tidak ada pengolahan limbah










a.    Feses domba yang di buang tanpa di olah dapat mencemari lingkungan sekitar.

a.  Feses domba dapat di manfaatkan sebagai pupuk untuk mencegah pencemaran lingkungan dan mengoptimalkan pendapatan.

a.    Ransum di cerna dalam saluran pencernaan dan sebagian gizi di serap tubuh ternak. Ransum yang tidak dicerna dikeluarkan tubuh beruipa feses. Kotoran ternak baik untuk bahan dasar kompos (Djaja et al., 2003)


11
Evaluasi usaha :
a.     kendala usaha yaitu kesulitan air saat musim kemarau panjang.



b. tidak ada pengolahan limbah


a.   





b.                 b. Pencemaran udara, air dan tanah karena limbah feses

a.             a.Menggunakan PAM saat musim kemarau dan menggunakan air secukupnya saat sanitasi.

b.    feses di olah menjadi pupuk agar lingkungan tidak tercemar

a.    Ketersediaan air jumlahnya relatif tetap, bahkan cenderung berkurang karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air  (Zulkipli et al., 2012).

b.    Ransum yang tidak dicerna dikeluarkan tubuh beruipa feses. Kotoran ternak baik untuk bahan dasar kompos (Djaja et al., 2003)
12.
Analisis usaha :
a.    Payback periode : 1 tahun 5 bulan 6 hari

a.                  a. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal kurang lebih selama 1 tahun 5 bulan 6 hari.


a.                  a.


a.    Payback periode digunakan untuk menghitung berapa lama jangka waktu pengembalian modal tersebut dapat kembali (Afandi, 2008).






DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, 2012. Pedoman Teknis Pengembangan Pembibitan Domba. Direktorat Perbibitan Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian.
Ardana I.B.K dan Putra D.K. Harya. 2008. Ternak domba (Manajemen Reproduksi, Produksi dan Penyakit. Udayana University Press. Bali
Aritonang, D. 1995. Domba Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.
Asariansyah M F., C. Saleh., S. P. Rengu. 2007. Partisipasi Masyarkat Dalam Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Kasus di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik. Jurusan Administrasi Publik, Universitas Brawijaya, Malang. 1(6):1141-1150.
Bappenas. 2002. Bojonegoro dalam angka, Bojonegoro.
Blakely, J dan D. H. Blade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Djaja W., N. K. Suwardi., dan L. B. Salman. 2003. Pengaruh imbangan kotoran sapi perah dan serbuk gergaji terhadap kualitasv kompos. Lembaga penelitian Fakultas Peternakan. Universitas Padjdjaran, Bandung.
Fauziyah, O. T. H. 2007. Prospek Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. (skripsi)
Gobai F., Hartoko., dan Rachmawati. 2013. Hubungan Antara Periode Beranak dengan Litter Size dan Bobot Lahir Anak Domba di Perusahaan Peternakan Domba, KedungBenda, Kemangkon Purbalingga. Jurnal Ilmiah Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 1(3):1114-1119.
Kodoati G., P. O. V. Waleleng., J. Lainawa., dan D.R. Mokoagouw. 2014. Analisis Potensi Sumber Daya Alam, Tenaga Kerja, Pertanian dan Perkebunan Terhadap Pengembangan Peternakan Sapi Potong Di Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manadfo. Jurnal Zootek. 3(4):15-26.
Nurwantoro., V. P. Bintoro.,  A. M. Legowo, dan A. Purnomoadi. 2012. Pengaruh metode pemberian pakan terhadap kualitas spesifik daging. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 1 (3) : 54 – 58.
Saramony U. P. 1992. Keadaan iklim makro dan respons biologic ternak domba pada berbagai luas lantai kandang beratap seng dan daun gewang. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Serres, H. 1992. Manual Of Pig Production in The Tropies. CAB International : Wallingford.
Suherman D. 2006. Pendapatan dan Pencurahan Tenaga Kerja Keluarga pada Berbagai Skala Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat di Kecamatan Sukaraja Bengkulu Selatan. Jurusan Peternakan, Universitas Bengkulu. 1(2):1-6.
Susilorini, T. E., M. E. Sawitri, dan Muharlien. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sihombing, D. T. H. 2006. Ilmu Ternak Domba. Cetakan Kedua. Gajah Mada Univesity Press, Yogyakarta.
Sodiq, A dan Abidin. 2008. Sukses Menggemukkan Domba. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Zulkipli., W. Soetopo., dan H. Prasetijo. 2012. Analisis Neraca Air Permukaan dan Renggung untuk Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi dan Domestik Penduduk Kabupaten Lombok Tengah. Jurusan Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya, Malang. 3(2):87-96.
Prubowati, Endang. 2008. Usaha penggemukan domba. Penebar swadaya. Jakarta







LAMPIRAN
Lampiram 1. Perhitungan BK Ransum Pakan Domba

Tabel 1. BK Pakan
Sampel
Berat Crucible Porcelain
Berat sampel
Berat setelah oven

------------------------ g ----------------------
Tepung ikan 1
12.6907
1,005
13.4710
Tepung ikan 2
11.4410
1.007
12.1949
Jagung 1
11.1762
1,001
12.0434
Jagung 2
11.9776
1.005
12.8418
Pollard 1
11.5679
1.002
12.4428
Pollard 2
11.5679
1.001
12.5094
Konsentrat 1
10.8391
1.003
11.7269
Konsentrat 2
11.7390
1.001
12.6330
Sumber : Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.





















BK tepung ikan 1                   =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel
                                                                                                                                                    
                        =  (13,4710 – 12,6907)  x 100%
                                         1.005

                         =  0,7803  x 100%
                              1,005

                        = 77,64%

BK tepung ikan 2                   =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

= (12,1949 – 11,4410) x 100%
1, 007

                        = 0,7539 x 100%
    1,007
                                                = 74.86%
BK tepung ikan rata-rata        = 77,64 + 74,86
2
                                                = 76,25%
BK Jagung 1                           =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

                        = (12,0434 – 11,1762) x 100%
                                    1,001
                        = 0,8672 x 100%
                            1,001
                        = 86,63%
BK Jagung 2                           =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

= (12,8418 – 11,9776) x 100%
            1,005

                        = 0,8642 x 100%
                            1,005
                        = 85,99%
BK Jagung rata-rata                = 86,63 + 85,99
                                                            2
                                                = 86,31%

BK Pollard 1                           =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

                        = (12,4428 – 11,5679) x 100%
   1,002
                        = 0,8749 x 100%
                            1,002
                        = 87,31%
BK Pollard 2                           =  (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

                                                = (12,5094 – 11,5679) x 100%
                                                            1,001
                        = 0,9415 x 100%
                            1,001
                        = 94,06%
BK Pollard rata-rata                = 87,31 + 94,06
                                                            2
                                                = 90,68%
BK konsentrat 1                      = (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

                                                = (11,7269 – 10,8391) x 100%
                                                            1,003
                        = 0,8878 x 100%
                            1,003
                        = 88,51%
BK konsentrat 2                      = (berat setelah oven – berat loyang)   x 100% 
                                                                      Berat sampel

= (12,6330 – 11,7390) x 100%
            1,001
                        = 0,8940 x 100%
                           1,001
                        = 89,31%
BK konsentrat rata-rata          = 88,51 + 89,31
                                                            2
                                                = 88,91%

Lampiran 2. Perhitungan Kebutuhan BK, PK dan TDN
Tabel 2. Kebutuhan Pakan NRC
Bobot badan
Kebutuhan BK (g)
Kebutuhan PK (g)
Kebutuhan EM (kkal/day)
80
0.5
15.5
3265
110
X
Y
z
120
0.5
13.2
3265
Sumber: National Research Council, 1988.

BB Domba awal = 55 kg
BB Domba akhir = 110 kg
Lama pemeliharaan = 120 hari
PBBH =
= 0.46 kg
Kebutuhan BK (BB = 110 kg)
110 – 80                      X – 0,5
120 - 80           =          0,5 - 0,5

   30                             X – 0,5
   40                 =              0
40 X – 20        =          0
40 X                =          20
X                     =          2


Kebutuhan PK (BB = 110 kg)
110 – 80                      y – 15,5
120 - 80           =          13,2 – 15,5

   30                             y – 15,5
   40                 =            - 2,3
40 y – 620       =          - 69
40 y                 =          551
y                      =          13.78
Kebutuhan EM (BB = 110 kg)
110 – 80                        z - 3265
120 - 80           =         3265 – 3265

   30                             z - 3265
   40                 =               0
40 z – 130600 =          0
40 z                 =          130600
40 z                 =          130600
z                      =          3265





Lampiran 3. Perbandingan antara Konsumsi Pakan dan Kebutuhan
Tabel 3. Standar Kandungan BK, TDN dan PK Bahan Pakan
Bahan Pakan
Kandungan BK (%)
Dalam 100 % BK
Kandungan EM (kkal/kg)
Kandungan PK (%)
Jagung
88.00
3394
10,82
Pollard
88.00
1890
16.90
Tepung ikan
92.00
2820
61.0
Konsentrat
87.04
2900
16.80
Sumber : Marjuki, 2008
NRC, 1998


Pakan Domba Finisher (umur 4.5 bulan-8.5 bulan)
Pemberian pakan 4 kg/ekor/hari
Komposisi pakan konsentrat 35%, pollard 50%  dan tepung ikan 15%.
Konsentrat      : 35% x 4 kg = 1.4 kg
Pollard             : 50% x 4 kg = 2 kg
Tepung ikan    : 15% x 4 kg = 0.6 kg

Tabel 5. Perhitungan Konsumsi BK, ME dan PK Finisher
Bahan Pakan
BK (%)
Konsumsi (kg BS)
Konsumsi (kg BK)
Konsumsi EM (kg BK)
Konsumsi PK (kg BK)
Kadar BK x Pemberian BS
Kadar EM
Kadar PK
Pollard
90,68
1.4
90,68% x 1.4 = 1,27
1890 x 1.27 = 2400,3
16.90% x 1.27 = 0.21
Tepung ikan
76,25
2
76,25% x 2 = 1,52
2820 x 1.52 = 4286,4
61% x  1.52 = 0.92
Konsentrat
88,91
0.6
88,91% x 0.6 = 0,53
2900 x 0.53 = 1537
16.80% x 0.53 = 0.09
Total

4
3,32
8223,7
1.22
Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.


Tabel 6. Perbandingan Antara Konsumsi Pakan dengan  Kebutuhan
Fase domba
BK (kg)
EM (kg BS)
PK (kg BS)
Kebutuhan
Konsumsi
kelebihan
Kebutuhan
Konsumsi
Kelebihan
Kebutuhan
Konsumsi
Kelebihan
Finisher
2
3.32
1.32
3265
8223.7
4958.7
13.78
1.22
-12.56
 Sumber: Data Primer Praktikum  Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.















Lampiran 4. Perhitungan Performa Ternak
PBBH = bobot akhir – bobot awal
      lama pemeliharaan

= 110 – 55
       120
            = 0.46 kg
Konversi pakan (finisher) = konsumsi BK total
                                                      PBBH

= 2,68
   0,46
= 8
Efisiensi pakan (finisher)  =             PBBH          x 100%
                                              Konsumsi BK total

 = 0,46 x 100%
    2,68
= 12.5%

Feed Cost Per Gain Domba Fase Finisher
Konsumsi pakan domba finisher = 3.68
Harga pollard                          = Rp. 2200
Harga jagung                           = Rp. 2500
Tepung ikan                            = Rp. 5000
Konsentrat                              = Rp. 5500
PBBH                                     = 0.46
Feed Cost Per Gain (finisher)  = jumlah harga bahan pakan x konsumsi bahan pakan
                                                                                    PBBH

= (2 x 2200) + (1,4 x 5500) + (0,6 x 5000)
                                 0,46

                                                = 15100
     0,46

= Rp 32826.09













Lampiran 5. Layout Perkandangan
 

                                                                                                                                                                                         C B


D


D
 
 

                       A                                                                                              A
                                                                                                           
                          A                                                                                            A



U
 
D
Keterangan :    A = Kandang flock                                        

B
 

T
 
B = Gudang pakan                                                                                                                                 
C = Tempat pencampuran pakan

S
 
D = servise allay



Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Analisis Usaha
  • Biaya investasi
Biaya
Jumlah
Ukuran
Kandang
Rp. 400.000.000 : 25
Rp. 16.000.000,-/tahun
Peralatan
Rp. 10.000.000, : 2
Rp. 5.000.000-/tahun
Transportasi
Rp. 180.000.000,- : 5
Rp. 36.000.000,-/tahun


Rp. 57.000.000,-/tahun :12


Rp. 4.750.000.00 x 3 bulan = 14.250.000,00
Sumber : Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.
·         Biaya Variabel




Biaya obat
Rp 300.000 x 3 bulan
Rp 900.000,00
Biaya pegawai
Rp. 21.000.000 x 3 bulan       
Rp 63.000.000,00
Biaya pakan
Rp. 33.000 x 800 ekor x 3 bulan        
Rp 79.200.000,00
Biaya listrik
Rp. 150.000 x 3 bulan         
Rp. 450.000,00
Biaya total

Rp. 14.275.000,00
Sumber : Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.

·         Biaya tetap

Biaya

Kandang
Rp. 400.000.000
Peralatan
Rp. 10.000.000,
Transportasi
Rp. 180.000.000,-

Rp. 590.000.000
Sumber : Data Primer Praktikum Manajemen Ternak Potong dan Kerja, 2015.

·         PENDAPATAN
1. Penjualan finisher =  Rp. 25.000 x 110 kg x 800 ekor        = Rp 2.200.000.000,00
Laba usaha pertahun = Total pendapatan – (biaya tetap+biaya variabel)
= Rp  2.200.000.000,00 – (Rp.14.275.000 +  Rp. 143.550.000)
                                 = Rp 2.200.000.000,00 – Rp 157.825.000,00
Jadi keuntungan bersih adalah Rp 2.042.175.000/3 bulan
Jadi keuntungan bersih per bulan adalah Rp. 680.725.000,00/bulan




Harga Pokok Produksi (HPP)
a.    Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi
= (Total Biaya Produksi)
   (Jumlah Produksi)
=     157.825.000
    110 kg x 800 ekor
=  1793,46 /kg

b.   Penentuan Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan
= (10% x Harga Pokok Produksi) + Harga Pokok Produksi
= (10% x Rp 1793,46) + Rp 1793,46
= Rp 1972,80 /kg
c.    Penentuan Harga Variabel
= Biaya variabel
 110 kg x 800 ekor
=  143.550.000
         880000
= Rp 1631,25 /kg

Break Event Point (BEP)
BEP (unit)                  = Biaya Tetap
                                         Harga/unit
=          14.275.000
                                                    2750000                          =  5,19
BEP (dalam rupiah)  =  Biaya Tetap
                               Jml ekor

 =            14.275.000
                                           800


                                    = Rp 17843,75

EBIT = Rp 157.800.000,00
EBT = EBIT – bunga
= Rp 157.800.000,00 – 0
= Rp 157.800.000,00
PAJAK = 1% x Rp 157.800.000,00
= Rp 1.578.000,00
EAT = EBT – pajak
= Rp 157.800.000,00 – Rp. 1.578.000,00
= Rp. 156.222.000,00
ROI  =  EAT       x100% 
            Investasi  

=  156.222.000 x 100%
                  21.000.000

= 743,91 %
PP        =  Investasi x 12 bulan
     EAT

            =      21.000.000 x 12 bulan
    156.222.000

            = 1,56 Bulan, artinya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal kurang lebih selama 1,56bulan atau 1 tahun 5 bulan 6 hari.




0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP